Wednesday, 13 February 2013

Hari pertama, aku berbincang dengan seorang teman :
Teman   : “Liat status FB nya Nanda ngga? Iiih ngga banget deh.. Ngapaian sih setiap di suatu tempat pasti langsung nge share di FB. Norak bgt !!”
Aku        : “Looh kenapa emangnya, ngga ada masalahkan? “
Teman  : “Emang ngga ada masalah sih, tapi jijik aja gue liatnya. Cuma ke D’Cost aja pake di share, kalo ke tempat-tempay yang keren gitu, bolehlah dishare”
Aku       : “Kalo gitu, elo delete aja dia dari friends list elo, biar ngga bisa liat lagi. Selesai kan?? Lagian ngga ada untungnya jugakan buat loe, biarin ajalah, itukan idup nya dia”
Teman  : “Emang ngga untungnya buat gue, tapi sumpah annoying liatnya. Alay bgt tau ngga loe !!!”
Aku        : “Wait wait.. Alay?? Apaan tuh artinya? Baru tau gue, jelasin coba !”
Teman  : -Sunyi senyap tak bergeming-
#Hmmm Alay.. Aku baru tahu ada bahasa itu. Karena aku ditakdirkan untuk jadi perempuan yang mau tahu segalanya, akhirnya  aku cuma bisa mengandalkan Mbah Google untuk menjawab rasa penasaranku, setelah temanku tidak bisa menjelaskan apa itu si ALAY.
Berikut hasil penelusuran ku tentang Alay, bahasa yang asing ditelingaku : “Alay atau anak layangan adalah orang-orang kampung norak yang baru bisa berlagak jadi KOOL (bukan cool, tapi KOOL = KOalitas Orang Lowclass). Alay sering di identikkan dengan narsisme, kenorakan, dan ya… apapun yang buruk. Alay merupakan kanker yang perlahan membunuh negara Indomienesia dan merusak imagenya. Dalam ilmu sosiologi, dikenallah strata yang berarti tingkatan seseorang/kelompok dalam suatu komunitas dan alaylah yang menempati strata terbawah dalam negara Indonesia dan sampai kapanpun strata mereka tidak akan bertingkat bahkan bisa turun apabila ada golongan baru. Alay itu murahan, maka kalian dapat menemukan alay dimana-mana kemanapun kalian berjalan di Indonesia, menjadi alaypun murah dan dapat instant dianggap keren, jadi dengan alasan itu alaypun juga seperti jamur karena tersebar dimana-mana asal ada hal yang mendukung, yaitu narsisme berlebihan, kenorakan, dan sedikit uang buat beli barang-barang fashyuunZ supaya bisa jadi KOOL “


Dan ini adalah salah satu ciri Alay :
Baiklah, aku paham sekarang !! Walaupun menurutku tidak ada yang salah dengan Alay, yaaah itulah gaya hidup yang mereka pilih, mungkin untuk mendapat pengakuan dari masyarakat luas. Lantas apa bedanya dengan anak Gaul, anak RnB, anak Shuffle yang sekarang katanya juga lagi menjamur di Indonesia? Aku rasa semua sama saja, mereka masih sama-sama anak belasan tahun yang masih mencari jati diri. Tidak ada salahnya mereka mengambil jalur Alay itu, daripada jalur Anar alias Anak Narkoba, yang mereka ambil ??

No comments:

Post a Comment