Hari kedua aku berbincang dengan teman yang sama di hari pertama :
Aku : “Lihat deh si Nincy, gaya nya lucu ya. Simple dan ngga berlebihan”
Teman : “Simple apanya, elo ngga liat tuh baca model jadul gitu, motifnya aja ngga jelas. Terus elo bilang simple gitu ??”
Aku : “Yaaah selera orangkan beda-beda, menurut gue bagus, belum tentu menurut loe bagus juga”
Teman : ” Aduuuuh elo kenapa jadi kamseupay gini sih, sama banget deh loe sama si Nincy.”
Aku : “Whaaaat….apalagi tuh kamseupay? Banyak banget sih perbendaharaan kata loe. Apa lagi tuh artinya ??”
Teman : ” -Sunyi senyap dan mencari alasan untuk berlalu-
#Kamseupay ! Yaaah dan lagi aku menemukan kata baru dari temanku.
Anehnya, dia hanya bisa bicara tapi tidak bisa menjelaskan. Akhirnya
untuk kesekian kalinya aku memutar-mutar mouseku untuk memasuki ranah
Mbah Google, mencari tahu, apa itu : Kamseupay. Naik turun signal inet
di kamarku, akhirnya dapat juga, ini dia artinya : ” Kata Kamseupay
ini pertama kali digunakan pada tahun 1970-an. Kamseupay termasuk
salah satu kata sindiran kasar yang artinya adalah kampungan atau
sangat kampungan. Yang merupakan singkatan dari “KAMpungan SEukali Udik
eUUyy, PAYah. Kata Kamseupay sempat menjadi topline di beberapa
jejaring sosial, bahkan kata ini pun menjadi iklan salah satu operator
sellular”
Dan aku tahu arti Kamseupay itu apa. Ini semua masalah selera. Jika
kita tidak suka dengan gaya atau pola laku orang lain, itu sah-sah
saja. Tapi ingat, belum tentu selara kita dinilai keren oleh orang
lain. Karena lagi-lagi, ini selera. Dan mau tidak mau, kita harus bisa
menghargai selera orang lain. Titik !!
No comments:
Post a Comment