Wednesday 13 February 2013

Hari kedua aku berbincang dengan teman yang sama di hari pertama :
Aku         : “Lihat deh si Nincy, gaya nya lucu ya. Simple dan ngga berlebihan”
Teman   : “Simple apanya, elo ngga liat tuh baca model jadul gitu, motifnya aja ngga jelas. Terus elo bilang simple gitu ??”
Aku        : “Yaaah selera orangkan beda-beda, menurut gue bagus, belum tentu menurut loe bagus juga”
Teman  : ” Aduuuuh elo kenapa jadi kamseupay gini sih, sama banget deh loe sama si Nincy.”
Aku        : “Whaaaat….apalagi tuh kamseupay? Banyak banget sih perbendaharaan kata loe. Apa lagi tuh artinya ??”
Teman   : ” -Sunyi senyap dan mencari alasan untuk berlalu-
#Kamseupay ! Yaaah dan lagi aku menemukan kata baru dari temanku. Anehnya, dia hanya bisa bicara tapi tidak bisa menjelaskan. Akhirnya untuk kesekian kalinya aku memutar-mutar mouseku untuk memasuki ranah Mbah Google, mencari tahu, apa itu : Kamseupay. Naik turun signal inet di kamarku, akhirnya dapat juga, ini dia artinya : ” Kata Kamseupay ini pertama kali digunakan pada tahun 1970-an. Kamseupay termasuk salah satu kata sindiran kasar yang artinya adalah kampungan atau sangat kampungan. Yang merupakan singkatan dari “KAMpungan SEukali Udik eUUyy, PAYah. Kata Kamseupay sempat menjadi topline di beberapa jejaring sosial, bahkan kata ini pun menjadi iklan salah satu operator sellular”
Dan aku tahu arti Kamseupay itu apa. Ini semua masalah selera. Jika kita tidak suka dengan gaya atau pola laku orang lain, itu sah-sah saja. Tapi ingat, belum tentu selara kita dinilai keren oleh orang lain. Karena lagi-lagi, ini selera. Dan mau tidak mau, kita harus bisa menghargai selera orang lain. Titik !!

No comments:

Post a Comment